BeritaSosialSulawesi Selatan

Jembatan Putus Akibat Diterjang Banjir, Personil Polsek Sabbangparu bersama Tim Sar Brimob Polda Sulsel Lakukan Perbaikan dan Evakuasi Warga

×

Jembatan Putus Akibat Diterjang Banjir, Personil Polsek Sabbangparu bersama Tim Sar Brimob Polda Sulsel Lakukan Perbaikan dan Evakuasi Warga

Sebarkan artikel ini

Ambarnews.com, WAJO – Personil Polsek Sabbangparu Polres Wajo bersama Tim SAR Batalyon C Pelopor Satuan Brimob Polda Sulsel kembali menunjukkan respons cepat dalam evakuasi perbaikan jembatan penyeberangan Desa Wage dan melakukan evakuasi warga yang terisolir akibar luapan air sungai walennae.

Akibat kejadian tersebut, Personil Polsek Sabbangparu dan Personil Brimob Yon C Pokda Sulsel serta tim BPBD Kab. Wajo dibantu oleh Masyarakat sekitar memperbaiki jembatan gantung Desa Wage yang mengalami rusak berat akibat dihantam oleh pohon tumbang yang terbawa arus banjir sungai Walennae. Minggu (22/12/2024).

Kapolsek Sabbangparu Iptu Alfian Muhajir mengatakan, personel Polsek Sabbangparu bersama 12 personel Brimob yang dipimpin Wadanki Brimob Yon C Pelopor Ipda Irvan dan personel BPBD Wajo membantu warga memperbaiki jembatan gantung yang rusak itu.

“Giat ini dilaksanakan dengan menyambung atau mengikat kembali tali jembatan gantung yang terputus agar bisa digunakan kembali oleh masyarakat serta menghanyutkan pohon besar penyebab rusaknya jembatan,” ungkap Alfian.

Menurut dia, jembatan gantung tersebut merupakan satu-satunya akses yang menghubungkan Desa Wage dengan Desa Ujung Pero, Mallusesalo, dan Benteng Lompoe.

“Syukur Alhamdulillah, jembatan bisa diperbaiki. Bisa digunakan oleh pejalan kaki walaupun belum bisa dilalui oleh roda dua,” ujar Alfian.

Dia menambahkan, dirinya bersama personel Polsek Sabbangparu dan Brimob kemudian menuju Dusun Orai Salo untuk mengevakuasi seorang perempuan lanjut usia yang terjebak banjir di rumahnya.

“Hayati, 90 tahun, dievakuasi ke rumah keluarganya di Dusun Alau Salo dikarenakan rumahnya terdampak banjir akibat tanggul yang jebol di Desa Wage, dan mengingat intensitas debit air Sungai Walennae terus mengalami peningkatan maka rumah Hayati dianggap rawan (terendam banjir) oleh personel,” pungkas Alfian.

Kasi Humas Polres Wajo