Mamuju ambarnews.com– Gubernur Sulbar, Suhardi Duka (SDK), bersama Wakil Gubernur Salim S. Mengga menghadiri High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) tingkat provinsi dan kabupaten se-Sulawesi Barat.
Kegiatan yang mengangkat tema “Mendorong Kemandirian Pangan melalui Sinergi Program Pengendalian Inflasi Daerah Menuju Sulawesi Barat Maju dan Sejahtera” tersebut digelar di Ballroom Hotel Maleo Mamuju, Selasa, 25 November 2025.
Usai kegiatan, Gubernur Suhardi Duka menyampaikan bahwa HLM TPID menjadi momentum evaluasi atas kinerja pengendalian inflasi daerah, dengan hasil yang dinilai cukup baik. Selain itu, Gubernur juga menekankan fokus pada langkah mitigasi, khususnya dalam menghadapi momen Natal dan Tahun Baru 2026 (Nataru).
“Nataru ini akan terjadi peningkatan permintaan, di lain sisi cuaca juga anomali (susah diprediksi),” kata Suhardi Duka kepada awak media.
Ia menjelaskan, kondisi tersebut berpotensi mengganggu distribusi bahan pangan. Gubernur Suhardi Duka meminta seluruh pemangku kepentingan untuk memperhatikan neraca pangan daerah. Menurutnya, pada periode tersebut tingkat konsumsi akan meningkat signifikan sehingga ketersediaan barang harus benar-benar terjaga.
“Kalau permintaan tinggi tapi ketersediaan tidak seimbang, maka harga pasti naik. Itu yang betul-betul kita kendalikan, agar harga tetap terjamin Karena itu saya minta seluruh stakeholder, utamanya sektor pangan, betul-betul melihat kondisi neraca pangan kita,” tegasnya.
Selain menjaga stabilitas harga, Gubernur yang akrab disapa SDK juga menekankan pentingnya percepatan belanja pemerintah (government spending). Ia meminta seluruh pekerjaan yang telah rampung segera dibayarkan agar perputaran uang di masyarakat meningkat.
“Kalau yang sudah PHO, bayar semua supaya uang itu bergerak ke masyarakat. Dengan demikian daya beli naik, toko-toko terbuka, tempat hiburan juga terbuka, dan pertumbuhan ekonomi bisa terjaga,” jelasnya.
Ia juga memastikan bahwa program pengentasan kemiskinan tetap berjalan, terutama BLT, PKH, serta program padat karya dari pemerintah provinsi, termasuk bantuan langsung bagi masyarakat miskin ekstrem.
“Utamanya penanganan miskin ekstrem, itu harus bisa terbayarkan semua di pertengahan atau awal Desember ini,” tegasnya.
Dalam forum tersebut, Suhardi Duka juga menyinggung data BPS yang mencatat penurunan angka kemiskinan Sulbar sebesar 0,30 persen pada semester pertama tahun ini. Target Sulawesi Barat sendiri adalah penurunan sebesar 1 persen hingga akhir tahun.
“Artinya di semester kedua kita harus mengejar 0,70 persen. Itu tantangan besar, tapi bisa dicapai jika semua komponen bekerja,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Suhardi Duka menyebutkan beberapa komoditas yang perlu diwaspadai menjelang Nataru, di antaranya ikan, bawang merah, dan cabai, yang sangat dipengaruhi oleh faktor cuaca.
“Bawang merah dan cabai ini sangat dipengaruhi hujan. Begitu juga ikan, ada sedikit kenaikan harga karena cuaca sedang buruk,” ungkapnya.
Sebagai langkah antisipasi, pemerintah daerah mendorong peningkatan produksi dari ikan budidaya dan mengoptimalkan fungsi cold storage untuk menjaga ketersediaan serta stabilitas harga.
“Kita sudah punya program Kampung Nelayan Merah Putih. Di setiap kampung itu akan dibangun cold storage, meskipun kecil. Ini salah satu upaya kita,” tutup Suhardi Duka. adv/andibunga



