Diduga Jual LKS Kapada Muridnya via Koperasi Sekokah
Mandau – ambarnews.com,–Informasi yang beredar di masyarakat, diduga pemasok Buku LKS di SMP Negeri 1 Mandau bernama Darsono dengan menjanjikan fee kepada pihak Sekolah kalau terjual. Sabtu (25/1/2025).
Buku LKS itu diduga dijual pada Koperasi Sekolah, SMPN 1 yang ada di Kecamatan Mandau. Diduga Telah memperjual belikan buku Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada murid-muridnya.
Seorang Pelajar yang duduk di kelas VIII (8) di SMPN 1 Mandau saat ditemui mengakui, pihak sekolah menjual LKS.
Pelajar tersebut mengatakan, Ada bang, sekolah kami menjual LKS. Semua Siswa dan Siswi sudah membelinya. Jumlah LKS yang kami beli ada 11 buku.
Harganya semua Rp 185.000 dan uang untuk membelinya minta kepada orang tua, tidak pihak sekolah yang memberikan secara gratis.
Buku itu untuk semua mata pelajaran. Kami semuanya diharuskan untuk membeli buku LKS oleh guru disekolah. Tidak boleh di foto copy punya kawan.
Saya sudah dibeli beberapa minggu yang lalu bang. Kalau tidak, belajar susah juga, karena guru disekolah mengajar via ( melalui ) LKS semua.
Kepala SMPN 1 Mandau Amril, S. Ag, M. Pd saat ditemui insan pers, di ruangannya mengatakan, pihaknya menjual LKS kepada Siswa dan Siswi disekolah untuk menambah pengetahuan belajar mereka.
Penjual LKS disekolah itu namanya Darsono, yang datang ke sekolah untuk menawarkan kepada kami.
Saat awak media menghubungi Darsono penjual buku LKS dibeberapa SMPN, SDN di Kecamatan Mandau dan Bathin Solapan via nomor 08127615XXX tidak mengangkat. Lalu ditinggalkan pesan juga tidak memberikan jawaban.
Mari kita menyikapi persoalan penjualan buku LKS ini dengan kepala dingin. Dan mencari solusinya.
Saran saya sebagai awak media, caranya : mengundang seluruh pihak komite sekolah dan wali murid untuk rapat dan berdiskusi, bagaimana mencari uang untuk sekolah, sesuai dengan tupoksi komite sekolah.
Baik itu melalui bentuk proposal ke pemkab Bengkalis, maupun proposal keperusahaaan untuk bantuan Biaya Operasional Sekolah ( B.O.S) seperti buku LKS, maupun biaya lainnya. Supaya tidak terulang lagi penjualan buku LKS pada siswa.
Laporan : simon parlaungan