Berita

UPT Pariwisata Luwu Utara Gandeng Kemenag Gelar Napak Tilas Religi Jejak Sejarah Islam di Makam Datuk Pattimang

70
×

UPT Pariwisata Luwu Utara Gandeng Kemenag Gelar Napak Tilas Religi Jejak Sejarah Islam di Makam Datuk Pattimang

Sebarkan artikel ini

Luwu Utara ambarnews.com— Upaya melestarikan dan mengenalkan jejak sejarah kebudayaan Islam di Tana Luwu terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Luwu Utara. Melalui Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar), UPT Pariwisata akan menggelar kegiatan wisata religi bertajuk Napak Tilas Jejak Sejarah Kebudayaan Islam Tana Luwu. Acara ini rencananya dipusatkan di Kompleks Makam Datuk Pattimang (Datuk Sulaiman), Desa Pattimang, Kecamatan Malangke.

Kegiatan yang dirancang sebagai perjalanan edukasi dan religi ini akan melibatkan para siswa madrasah sebagai peserta utama. Mereka diajak menelusuri jejak awal masuknya Islam di Tana Luwu, yang dikenal sebagai salah satu pusat penyebaran Islam di jazirah Sulawesi. Tidak hanya sekadar wisata, kegiatan ini juga diharapkan menjadi sarana pembelajaran sejarah dan pelestarian budaya lokal bagi generasi muda.

Untuk memastikan kegiatan berjalan sukses, UPT Pariwisata menggandeng Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Luwu Utara sebagai mitra strategis. Kepala UPT Pariwisata Disporapar, Lukman Hamarong, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menyukseskan agenda besar ini.

“Kegiatan ini hanya bisa sukses jika dilakukan dengan bersinergi dan berkolaborasi. Karena itu kami melibatkan Kemenag sebagai mitra utama. Nantinya, siswa-siswi madrasah akan kami libatkan penuh dalam seluruh rangkaian napak tilas,” ungkap Lukman, Rabu (…).

Menurut Lukman, “Napak Tilas Jejak Sejarah Kebudayaan Islam Tana Luwu menjadi metode pembelajaran luar ruang (outdoor learning) yang kini jarang diterapkan di dunia pendidikan.” Dengan mengunjungi situs-situs bersejarah, para siswa diharapkan memperoleh pengalaman nyata sekaligus pemahaman komprehensif tentang warisan budaya Islam di Luwu Utara.

“Para siswa harus diberikan pemahaman yang lebih menyeluruh agar dapat menghargai identitas budaya lokal. Kita ingin mereka lebih mengenal warisan budaya sendiri, bukan sekadar terpengaruh budaya luar seperti Barat atau Korea,” tambahnya.

Selain mengunjungi makam para ulama, peserta juga akan diajak berdialog dengan tokoh adat dan sejarawan lokal yang memahami proses masuknya Islam di Tana Luwu. Lukman menilai cara ini lebih efektif menanamkan kecintaan pada sejarah daerah ketimbang hanya melalui teori di kelas.

Sementara itu, Kepala Kemenag Luwu Utara, Rusydi Hasyim, menyambut positif program wisata religi ini. Ia menilai kegiatan semacam ini penting untuk memperluas wawasan sejarah kebudayaan Islam, terutama bagi siswa madrasah yang menjadi generasi penerus.

“Intinya kami sangat mendukung kegiatan semacam ini. Napak tilas religi akan memberikan dampak positif bagi pengembangan wawasan kebudayaan siswa. Kita berharap kegiatan ini mampu menghadirkan fakta sejarah yang komprehensif agar siswa memahami sejarah Islam Tana Luwu secara utuh. Silakan dilaksanakan, kami siap mendukung penuh,” tegas Rusydi.

Audiensi persiapan kegiatan ini juga dihadiri Kasi Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag, Amiruddin, serta Kepala Tata Usaha UPT Pengelolaan Objek Wisata, Mardiah. Mereka sepakat kegiatan ini bukan hanya agenda wisata religi, tetapi juga media edukasi sejarah, penguatan karakter, dan promosi destinasi wisata Luwu Utara.

Kegiatan Napak Tilas Jejak Sejarah Kebudayaan Islam Tana Luwu dijadwalkan digelar dalam waktu dekat. Selain mengajak siswa memahami sejarah Islam di Tana Luwu, acara ini diharapkan mampu memperkenalkan potensi wisata religi Kabupaten Luwu Utara ke tingkat nasional, sekaligus meneguhkan identitas budaya daerah sebagai salah satu pusat perkembangan Islam di Sulawesi Selatan.
Sumber. (Lhr)